Sunday, February 27, 2022

Fun Fact Sains: Apakah Benar Jaring Laba-laba Lebih Kuat daripada Baja?

Halo fellas ... apakah kalian percaya kalau jaring laba-laba lebih kuat dari baja? Katanya, itulah yang terjadi, bahkan beberapa perusahaan, seperti Adidas telah berhasil membuat prototipe produk berbahan sutra laba-laba. Kira-kira sekuat apa sih jaring laba-laba? Yuk simak selengkapnya.


Jaring laba-laba atau disebut juga sutra laba-laba, secara umum memang benar memiliki kekuatan yang melebihi baja. Tentunya bergantung pada jenis baja dan laba-laba itu sendiri. Ternyata pada beberapa tahun silam terdapat penelitian tentang jaring laba-laba. Para ilmuwan Amerika Serikat berhasil menemukan fakta mengejutkan tentang jaring laba-laba.

Salah satunya yaitu Benjamin F. Voight, seorang guru besar Fakultas Genetika dan Sistem Farmakologi dan Terapi Translasional mempelajari belasan ribu gen sutra laba-laba di laboratorium Biologi Molekuler di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat.

Riset sebelumnya terhenti karena peneliti harus mengidentifikasi dan menyusun karakter gen sutra laba-laba dari puluhan ribu spesies.

Voight dan koleganya mengurutkan lalu mengumpulkan genom laba-laba berjenis golden-orb weaver (Nephila clavipes) yang menghasilkan 28 varietas protein sutra. Ukuran genom tersebut sama besar dengan genom manusia dan teridentifikasi ada 14 ribu gen yang disebut spidroin. Berdasarkan analisis komputasi, hampir 400 sekuen singkat muncul berulang kali dalam gen ini dengan variasi kecil dan kombinasi berbeda. Pengulangan motif spidroin ini memberikan sifat utama sutra laba-laba yaitu seperti kuat diregangkan, fleksibilitas, dan lengket.

Spidroin tersusun oleh asam amino: alanine, glycine, dan propoline sebagai komponen utamanya. Protein ini akan berubah wujud dari cair menjadi padat setelah meninggalkan tubuh laba-laba. Alanine akan membentuk struktur kristalin dan meningkatkan kekuatannya. Glucine akan membentuk struktur amorf dan meningkatkan elastisitasnya.

Struktur glycine pada sutra laba-laba sebelum diregangkan berbentuk keriting, sesaat setelah diregangkan strukturnya akan merapihkan diri untuk mengakomodasi adanya regangan yang diberikan. Sedangkan struktur alanine sudah rapi dan tetap mempertahankan bentuknya dan meningkatkan kekuatan dari sutra laba-laba. Berdasarkan hal tersebut dinyatakan bahwa sutra laba-laba memiliki regangan dan kekuatan yang sama-sama tinggi sehingga sutra laba-laba bersifat memiliki sifat ketangguhan yang tinggi.

Hasil analisis lainnya adalah terdapat 649 gen yang memungkinkan bukan spidroin tapi ada di kelenjar sutra yang diduga berperan mengubah sutra cair dari sel laba-laba menjadi benang padat dan bisa dimuntahkan. Selain itu, sutra laba-laba cenderung tidak merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan beberapa jenisnya dapat menghambat bakteri dan jamur.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut membawa kabar menggembirakan bahwa sutra laba-laba dapat diterapkan dalam kehidupan manusia misalnya dapat bertahan baik saat ditanamkan di jaringan untuk jahitan, membuat bahan pakaian antipeluru, pakaian ringan dan tahan aus, serta panel bebas karat pada kendaraan bermotor.

Nah, ternyata sifat-sifat sutra laba-laba tadi berhasil membuat orang-orang tertarik mengembangkan produk dari serat sutra laba-laba. Salah satunya adalah perusahaan Adidas telah berhasil membuat prototipe produk berbahan sutra laba-laba. Tentu saja masih banyak lagi perusahaan lain yang ingin mengembangkannya.

Tapi perlu kita ingat bahwa sutra laba-laba, keluarnya dalam bentuk serat sehingga apabila kita ingin mendapatkan batang yang lebih kuat daripada baja, kita harus menggabungkan banyak sekali sutra laba-laba hingga setebal batang baja tadi. Kira-kira terbayang seberapa banyak sutra laba-laba yang kita butuhkan? Wah repot sekali.

Selain itu, serat sutra laba-laba ini masih sulit untuk diproduksi secara massal karena laba-laba tidak dapat diternak. Laba-laba memiliki sifat teritorial dan kanibal sehingga tidak terbayang bagaimana beternak laba-laba dalam jumlah yang banyak di satu tempat.

 

Referensi:

Tauhkah Kamu Jaring laba - laba 5 kali lebih kuat dari pada serat baja ? - Kasihkabar.com

Misteri 50 Tahun Terpecahkan, Jaring Laba-laba Sekuat Baja   - Tekno Tempo.co

Jaring Laba-Laba Ternyata Lebih Kuat dari Baja, Apa Rahasianya? (detik.com)

Kekuatan Jaring Laba-Laba 4x Kekuatan Baja?? | by Chimpanzee | CHIMP MTM ITB | Medium

Sunday, February 6, 2022

Materi Fisika SMA Kelas 10: Hakikat Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja di Laboratorium (Bagian 2)

 

Hallo fellas, siapa yang sudah tidak sabar menanti lanjutan materi sebelumnya? Yuk langsung simak saja uraian berikut.



Metode Ilmiah

            Metode ilmiah merupakan proses memperoleh hukum Fisika yang dilahirkan dari hasil pemikiran ilmuwan melalui pengamatan dan penelitian yang menjadi dasar beberapa eksperimen yang dilakukan.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu dan dikatakan ilmiah adalah sebagai berikut.

  1. Objektif
  2. Metodik
  3. Sistematik
  4. Berlaku umum

Langkah-langkah metode ilmiah:

  1. Observasi (melakukan pengamatan) bertujuan untuk menemukan masalah melalui pengamatan kuantitatif atau kualitatif.
  2. Merumuskan masalah. Masalah adalah pertanyaan ilmiah yang harus dibatasi permasalahannya agar tidak meluas, memilih permasalahan yang paling penting, dan dapat diselesaikan melaui eksperimen.
  3. Mengumpulkan data atau informasi yang dapat berupa informasi atau data yang diperoleh melalui literatur, buku, internet dan lainnya.
  4. Membuat hipotesis (dugaan sementara). Ini adalah hal yang penting dilakukan sebelum memulai eksperimen dan biasanya kita dapat menggunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar membuat hipotesis.
  5. Eksperimen (melakukan percobaan) dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis. Ada tiga variabel yang perlu diperhatikan saat melakukan percobaan di antaranya variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
  6. Menganalisis data. Data dapat disajikan dalam grafik atau pun analitik disesuaikan dengan data yang diperoleh.
  7. Menarik kesimpulan untuk melakukan penilaian mengenai hipotesis yang dibuat dapat diterima atau ditolak.


Keselamatan kerja

Saat melakukan eksperimen di laboratorium, kita harus mengikuti prosedur-prosedur keselamatan kerja yang ada. Aturan keselamatan kerja yang penting adalah mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru atau pun yang tercantum di sana. Berikut ini beberapa petunjuk atau aturan keselamatan umum yang harus diikuti agar eksperimen yang dilakukan di laboratorium dapat berjalan aman.

  1. Baca beberapa kali semua petunjuk untuk melakukan eksperimen.
  2. Jangan pernah melakukan kegiatan yang tidak diizinkan oleh guru.
  3. Jangan pernah menggunakan peralatan tanpa izin.
  4. Selalu hati-hati saat menggunakan bahan-bahan di laboratorium dan tanyakan terlebih dahulu kepada guru cara penggunaannya apabila tidak mengerti.
  5. Jangan melakukan aktivitas makan di dalam laboratorium.
  6. Cuci tangan sebelum dan sesudah eksperimen.
  7. Setelah selesai eksperimen, bersihkan daerah kerja dan simpan alat dan bahan yang digunakan ke tempat semula.
  8. Padamkan semua pembakar sebelum meninggalkan laboratorium. Pastikan saluran gas ke pembakar sudah terputus.

Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Kebakaran yang diakibatkan dari bahan-bahan kimia yang mudah terbakar.
  2. Ledakan karena adanya reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif.
  3. Keracunan bahan kimia yang berbahaya.
  4. Iritasi, yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.
  5. Luka pada kulit atau mata, misalnya akibat pecahan kaca, logam, kayu dan lain-lain.
  6. Sengatan listrik.

Pencegahan kecelakaan di laboratorium

Pencegahan kecelakaan di laboratorium paling baik adalah bersikap dan bertindak hati-hati, bekerja dengan teliti dan tidak ceroboh, serta menaati segala aturan dan tata tertib yang berlaku. Usaha pencegahan kemungkinan timbulnya kecelakaan adalah sebagai berikut:

  1. Alat dan bahan disimpan di tempat yang mudah dicapai serta disesuaikan dengan karakteristik alat dan bahan. Misalnya bahan yang mudah terbakar disimpan di tempat khusus, tidak berdekatan dengan nyala api. Sedangkan bahan yang tergolong racun atau berbahaya disimpan di tempat terkunci dan aman.
  2. Tidak mengunci pintu pada waktu laboratorium sedang digunakan.
  3. Siswa memasuki laboratorium harus dengan pengawasan guru atau laboran.
  4. Tidak diperkenankan pengadaan jaringan listrik tambahan kecuali dilakukan oleh instalator listrik dengan izin dari PLN.

 

"If we knew what it was were doing, it would not be called research."

-Albert Einstein


Sebelumnya (bagian 1) << Materi Fisika SMA: Hakikat Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja di Laboratorium (Bagian 1)


Sumber referensi:

Modul Fisika Kelas X KD 3.1 (kemdikbud.go.id)

"FISIKA ITU MUDAH" BELAJAR SOAL & PENYELESAIAN FISIKA: HAKEKAT FISIKA DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM (fisikaman2probolinggo.blogspot.com)

Thursday, February 3, 2022

Materi Fisika SMA Kelas 10: Hakikat Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja di Laboratorium (Bagian 1)

 Hallo fellas, pada kesempatan kali ini kita akan membahas materi fisika SMA yaitu Hakikat Fisika, Metode Imiah, dan Keselamatan Kerja di Laboratorium. Maka dari itu, siapkan fokusmu and here we go!

Apa itu Fisika?

Hayo ngaku, bagaimana tanggapan temen-temen pertama kali saat mendengar kata “FISIKA”? Rumit? Memusingkan? Atau justru seru dan merasa tertantang?

Secara etimologi, fisika berasal dari Bahasa Yunani “fysikos” atau “fysis” yang berarti alam. Dalam Bahasa Inggris penulisannya menjadi “physics”. Secara etimologi, fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam secara keseluruhan.

Fisika mempelajari berbagai fenomena, baik yang bersifat makroskopik dalam skala besar seperti planet dan sistem tata surya maupun mikroskopik dalam skala yang sangat kecil seperti inti atom, berkaitan dengan materi dan energi serta interaksi keduanya. Fisika menjadi dasar dari ilmu-ilmu lain. Pengembangan fisika dengan keilmuan lain membentuk disiplin ilmu baru, seperti geofisika yang merupakan pengembangan dari fisika dan geologi, fisika medis yang merupakan pengembangan dari fisika dan medis, dan astrofisika yang merupakan pengembangan ilmu fisika dan astronomi.

Hakikat fisika menurut para ilmuwan yaitu sebagai berikut:

1. Fisika sebagai Produk Ilmiah: Sebagai kumpulan pengetahuan (a body knowledge).

Manusia senantiasa berinteraksi secara alami dengan alam di sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Interaksi-interaksi yang terjadi akan memberikan pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan baru yang bermanfaat. Oleh para ilmuwan, pengetahuan-pengetahuan tersebut dikumpulkan, didata, dan disusun sehingga diperoleh suatu ilmu pengetahuan yang terdiri atas kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, model, dan formula.

2. Fisika sebagai Sikap Ilmiah: Cara atau jalan berpikir (a way of thinking).

Fisika sebagai sikap ilmiah berkaitan dengan cara berpikir seorang ilmuwan dalam melakukan proses sains untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.

3. Fisika sebagai Proses Ilmiah: Cara untuk menyelidiki segala sesuatu (a way of investigating).

Fisika sebagai proses ilmiah berkaitan dengan cara kerja para ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan yang menyusun fisika. Dalam hal ini pengetahuan-pengetahuan tersebut diperoleh melalui suatu cara penyelidikan terhadap suatu fenomena, yang dikenal sebagai proses. Adapun proses sains yang dimaksud adalah mengamati (observasi), menggolongkan (klasifikasi), melakukan pengukuran, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, merencanakan dan melakukan penyelidikan, menginterpretasikan data, dan mengkomunikasikan.

Cabang-Cabang Ilmu Fisika

Cabang ilmu fisika sebanarnya sangat banyak, tetapi secara umum fisika terdiri atas fisika klasik dan fisika modern. Fisika klasik adalah cabang ilmu fisika yang lahir dan berkembang sebelum abad ke-20. Sementara fisika modern adalah cabang ilmu fisika yang lahir dan berkembang setelah abad ke-20.

Contoh cabang ilmu fisika klasik:

- Mekanika, cabang fisika tentang gerak benda atau sistem

- Akustika, cabang fisika tentang sumber dan karakteristik gelombang bunyi

- Termodinamika, cabang fisika tentang kalor dan bentuk-bentuk energi lainnya serta perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lain

- Listrik Magnet, cabang fisika tentang kelistrikan dan kemagnetan

- Optika, cabang fisika tentang karakteristik dan perilaku cahaya

Contoh cabang ilmu fisika modern

- Fisika Kuantum, cabang fisika tentang materi dan radiasi elektromagnetik serta interaksi diantara keduanya berdasarkan teori kuantum

- Fisika Zat Padat, cabang fisika tentang sifat-sifat fisis zat padat

- Fisika Inti, cabang fisika tentang struktur, sifat, dan reaksi inti atom (nuklir) beserta penerapannya.

Luasnya cakupan atau ruang lingkup fisika juga berkontribusi pada lahirnya ilmu pengetahuan baru yang merupakan gabungan ilmu fisika dengan disiplin ilmu lainnya, diantaranya:

- Astrofisika, yaitu ilmu tentang sifat-sifat dan interaksi-interaksi benda-benda langit yang terdapat dalam ilmu astronomi

- Biofisika, yaitu ilmu tentang interaksi-interaksi fisis pada proses-proses biologi

- Fisika kimia, yaitu ilmu tentang hubunganhubungan fisis yang terdapat dalam ilmu kimia

- Ekonofisika, yaitu ilmu tentang proses dan hubungan-hubungan fisis dalam ilmu ekonomi

- Geofisika, yaitu ilmu tentang hubungan fisis yang terdapat di planet bumi

- Fisika medis, yaitu ilmu tentang penerapan fisika dalam bidang kedokteran (medis) seperti pencegahan, diagnosi, dan pengobatan penyakit.


"Look deep into nature, and then you will understand everything better"
- Albert Einstein

 (Lanjut bagian ke-2) >> Materi Fisika SMA: Hakikat FIsika, Metode Ilmiah, dan Keselamataan Kerja di Laboratorium (bagian 2)


Sumber referensi:

Arkadie, Aan. (2016). Strategi+ Fisika SMA Kelas X.

https://www.fisika.co.id/2019/12/pengertian-fisika-apa-itu-fisika.html

Novidawati, Wida. (2019). E-Modul: Hakikat Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan
     Kerja di Laboratorium.

Monday, January 31, 2022

Science: Mengapa Pluto bukan lagi sebuah Planet?

Hallo fellas, pernah mendengar kata “Pluto”? Pasti sudah tidak asing lagi kan? Yap, kata tersebut identik dengan salah satu planet, atau lebih tepatnya “yang dulunya planet” yang ada di tata surya. Eh kenapa “yang dulunya planet”? Memangnya sekarang sudah bukan jadi planet lagi ya? Hmm penasaran kenapa demikian? Mari simak penjelasannya!

Planet
Sebelum membahas “status keplanetan” Pluto, alangkah lebih baiknya apabila kita pahami terlebih dahulu apa itu planet. Planet merupakan salah satu objek yang ada di luar angkasa. Dilansir dari situs NASA, menurut International Astronomical Union pada 2006, sebuah objek di luar angkasa dapat dikatakan planet apabila memiliki tiga kriteria, yaitu:
1. Objek tersebut harus mengorbit sebuah bintang
2. Ukurannya harus cukup besar untuk menimbulkan gravitasi yang menyebabkan bentuknya menjadi hampir menyerupai bola
3. Objek harus cukup besar sehingga gravitasinya membersihkan objek lain dengan ukuran yang sama di dekat orbitnya di sekitar Matahari.

Penemuan Pluto

Tahun 1840, Urbain Le Verrier memperkirakan posisi planet Neptunus yang saat itu belum ditemukan menggunakan mekanika Newton. Tahun 1906, para astronom meyakini bahwa Uranus (planet ketujuh) merupakan planet terluar di tata surya. Namun terdapat gangguan orbit pada Uranus yakni terdapat objek lain yang gravitasinya mengganggu orbit Uranus, yang dinamakan Neptunus (planet ke delapan) yang berada diluar Uranus.

Pengamatan selanjutnya menemukan bahwa gangguan orbit bukan hanya oleh Neptunus namun dipengaruhi oleh planet lain yang berada diluar orbit Neptunus, sebut saja planet X.

Keberadaan planet X belum ditemukan saat itu. Seorang pengusaha kaya Amerika, Percival Lowell yang memiliki ketertarikan dalam astronomi mendirikan Observatorium Lowell untuk mencari planet tersebut. Namun ia harus tutup usia sebelum menemukannya.

Berpindah menuju kisah Clyde Tombaugh yang memiliki keahlian mengamati langit dengan teleskop buatannya. Tombaugh pernah mengirimkan gambar planet Mars dan Jupiter hasil pengamatannya ke Observatorium Lowell untuk meminta saran terhadap pengamatannya, namun mengejutkannya bahwa ia mendapatkan tawaran sebagai pengamat di sana dan menerimanya dari tahun 1929 hingga 1945 pada saat ia berusia 25 tahun.

Mengenai pengamatan planet X yang sempat terhenti, maka Tombaugh direkrut untuk melanjutkan pencariannya. Ia membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk menemukannya dengan menggunakan teleskop yang kurang mumpuni di Observatorium Lowell.

Pada 18 Februari 1930, Tombaugh mulai membandingkan gambar-gambar hasil pengamatannya dari langit yang sama selama enam hari terpisah. Menggunakan pembanding kedip, Tombaugh memindahkan setiap lempeng foto untuk menciptakan ilusi gerak objek yang berpindah posisi atau berubah bentuk. Tombaugh menemukan adanya objek yang bergerak relatif terhadap bintang-bintang latar belakang yang jauh berukuran kecil, redup dan terletak sangat jauh di tepian tata surya. Objek tersebut kita kenal dengan nama Pluto. 

Nama Pluto diambil dari dewa dunia bawah yang diusulkan oleh Venetia Burney, seorang pelajar berusia 11 tahun berasal dari Oxford, Inggris. Nama tersebut diusulkan saat ia sedang bercakap dengan kakeknya, Falconer Madan. Kakeknya meneruskan usulan nama tersebut ke dosen astronomi, Herbert Hall Turner, lalu Turner menyampaikannya ke rekan-rekan di Amerika Serikat. Terdapat tiga usulan nama yang ada, yaitu Minerva, Cronus, dan Pluto. Namun Pluto mendapat suara bulat dan diumumkan tanggal 1 Mei 1930.


Pluto bukan lagi Planet

Konteks Pluto bukan lagi sebagai planet di sini bukan berarti bahwa Pluto berubah wujud menjadi black hole atau bintang, ya.

Pada awal penemuannya, Pluto diakui sebagai planet ke-9 di tata surya. Tetapi, ukuran dari Pluto jauh lebih kecil dibandingkan dengan Merkurius. Bahkan, lebih kecil dari beberapa satelit planet lain. Pengakuan Pluto sebagai planet ke-9 ini bertahan cukup lama, sampai akhirnya pada tahun 1990-an pandangan terhadap Pluto mulai berubah seiring dengan kemajuan teknologi.

Perkembangan teleskop sangat mempengaruhi terhadap wawasan ilmu pengetahuan, khusunya bidang astronomi. Teleskop yang semakin canggih membuat pengamatan terhadap benda-benda langit menjadi lebih baik. Hasilnya, pada awal 1990-an ditemukan banyak benda-benda icy yang mengorbit matahari, di daerah yang disebut Sabuk Kuiper. Sabuk Kuiper ini berada di luar dari orbit Neptunus. Objek-objek yang berada di daerah sabuk ini disebut sebagai Kuiper Belt Object (KBO) atau trans-neptunian. Semenjak saat itu, Pluto yang awalnya diakui sebagai planet menjadi lebih mengarah kepada salah satu dari KBO.

Sampai pada tahun 2006, The International Astronomical Union (IAU) menetapkan kategori baru pada pengklasifikasian objek luar angkasa, yakni planet kerdil atau dwarf planet. Eris, Ceres, Pluto, dan dua penemuan KBO terbaru yakni Haumea dan Makemake adalah planet-planet kerdil berdasarkan pengklasifikasian IAU. Apa alasan yang melandasi Pluto diklasifikasikan sebagai planet kerdil? Salah satunya adalah karena gravitasi dari Pluto tidak cukup besar untuk “membersihkan” objek lain di sekitar orbitnya, karena seperti yang dibahas di atas bahwa untuk disebut sebagai planet, sebuah objek luar angkasa harus memenuhi tiga kriteria, dan Pluto tidak memenuhi kriteria nomor tiga.

Nah, sudah jelas kan kenapa sekarang Pluto statusnya buka lagi sebagai planet? Semoga informasi ini menambah wawasan temen-temen dan dapat bermanfaat.

 

"Obat untuk argumen yang keliru adalah argumen yang lebih baik, bukan penindasan ide."

- Carl Sagan

 

Sumber referensi:

https://solarsystem.nasa.gov/planets/in-depth/

https://solarsystem.nasa.gov/planets/dwarf-planets/pluto/in-depth/#otp_introduction

Sejarah Penemuan Pluto, dari Planet Jadi Planet Kerdil - Info Astronomy


Thursday, January 27, 2022

Education: Pembelajaran Adaptif

Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda termasuk kemampuannya dalam menyelesaikan soal dengan tingkat kesulitan tinggi. Di Indonesia, mayoritas siswa belum memiliki kemampuan tersebut, terbukti dari skor PISA 2018 yang rendah. Ketidakmerataan kemampuan siswa tersebut menyebabkan siswa yang berkesempatan memaksimalkan potensinya akan semakin unggul sementara siswa yang tertinggal menjadi kesulitan dan tidak termotivasi untuk memahami materi dengan baik.

Untuk mengatasi tingkat kemampuan dan pemahaman siswa yang berbeda-beda diperlukan sebuah pembelajaran yang memperhatikan bahwa setiap orang memiliki gaya dan kebutuhan belajar berbeda sehingga diperlukan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan siswa.

Di dunia pendidikan, kini muncul tren baru yaitu sistem pembelajaran adaptif. Pembelajaran adaptif adalah metode pendidikan yang mengimplementasikan kemajuan teknologi seperti algoritma komputer dan kecerdasan buatan, setiap siswa difasilitasi untuk belajar sesuai kemampuan dan kecepatan masing-masing, serta mendapatkan feedback yang relevan agar siswa mengetahui kelebihan dan kelemahannya. Pembelajaran adaptif berfungsi mengatur pola interaksi peserta didik dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Pembelajaran adaptif akan memudahkan guru untuk mengetahui siswa-siswa yang memerlukan penanganan khusus agar memaksimalkan hasil belajarnya.

Fokus utama yang mempengaruhi proses belajar dalam metode di antaranya penentuan materi belajar, literasi dan numerasi, pendidikan kecakapan, pemahaman dasar, pembentukan proses berpikir, dan pembentukan pengambilan keputusan.

Dalam pembelajaran adaptif biasanya sistem akan menggabungkan semua fungsi yang ada dalam setiap materi pembelajaran, sistem dipakai untuk menganalisis jawaban yang salah beserta pembahasan lengkapnya, ada petunjuk berbasis konsep generik yang ditunjukkan kepada siswa berdasarkan kelemahan konsep. Oleh karena itu, siswa akan terbiasa dengan berbagai karakter soal melalui pembelajaran adaptif ini.

Output dari pembelajaran adaptif adalah siswa dapat menangkap informasi lebih cepat dan dapat berpikir lebih kritis dan rasional. Lebih luas lagi, melalui pembelajaran adaptif diharapkan siswa tidak mudah menelan informasi dengan mentah dan mampu berpikir sehat ketika sudah berada di lingkungan masyarakat.


"Beberapa orang tidak menyukai perubahan, tetapi Anda perlu menerima perubahan jika alternatifnya adalah bencana."
- Elon Musk 


Referensi:

Pembelajaran Adaptif: Kemajuan Teknologi untuk Pendidikan (zenius.net)

Pandemi! Pembelajaran Adaptif, Kunci Masa Depan Pendidikan Indonesia | Halaman 2 (sindonews.com)

 


Monday, January 24, 2022

Education : Permasalahan Pendidikan


     Konsep Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan konsep yang saat ini popular dan menjadi fokus dunia internasional, Sustainable atau keberlanjutan menjadi perhatian menggantikan konsep Millenium Development Goals (MDGs). Konsep pembangunan keberlanjutan ini dijabarkan dengan perbaikan kualitas hidup yang mengarah pada ekonomi, sosial dan lingkungan. Dari sisi Pendidikan, berdasarkan SDGs poin 4 yaitu menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. Dalam kehidupan terdapat keanekaragaman karakter manusia dan keadaan yang dimiliki setiap individunya baik secara fisik dan mental. Oleh karena itu dibutuhkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan setiap individu agar pendidikan dapat dirasakan secara inklusif dan merata. Faktor pendorong untuk meningkatkan kualitas pendidikan ini yaitu guru menguasai kompetensi guru sehingga dapat memberikan pengajaran yang optimal. Selain itu, adanya partisipasi dan dukungan dari masyarakat serta para orang tua siswa.

Berdasarkan hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang dirilis serentak pada hari Selasa, 3 Desember 2019 akan memberikan perspektif baru dan berbeda untuk setiap negara karena setiap negara akan diajak untuk melihat system Pendidikan negara lainnya yang sama atau pun yang lebih baik dari negara tersebut. Selain itu, melalui hasil studi PISA 2018, kita dapat memperhatikan apa yang dapat dilakukan siswa dari apa yang mereka pelajari di sekolah dan tidak hanya memperhatikan penguasaan siswa terhadap materi tertentu. Namun, dalam hasil menunjukkan masih terdapat inequality untuk beberapa negara dengan penyebabnya yaitu kurikulum pendidikan negara tertentu tidak dapat membuat siswa terbiasa dengan soal yang diujikan pada PISA 2018 karena soal-soal ujian di beberapa negara memiliki tingkat kesulitan di bawah PISA sementara soal-soal pada PISA 2018 sudah berbasis HOTS karena sudah menerapkan penggunaan revisi taksonomi Bloom dalam sistem pendidikannya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, apabila kita melihat beberapa negara dengan hasil PISA 2018 yang rendah ada karena beberapa factor. Salah satunya yaitu karena sistem pembelajaran yang belum mampu membiasakan siswa untuk menyelesaikan soal dengan tingkat kesulitan tinggi. Salah satu cara untuk membiasakan siswa mampu menyelesaikan soal dengan tingkat kesulitan tinggi adalah melalui pembelajaran adaptif. Selain itu, pembelajaran ini mampu mengetahui potensi diri yang dimiliki oleh siswa.

Lalu, apa sih yang dimaksud pembelajaran adaptif? Bagaimana penjelasan lebih lengkapnya? Kita simak sajiannya di next post. Don’t miss it!


"Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan." 
- Tan Malaka

 

Referensi:

Kumar, S., Kumar, N., & Vivekadhish, S. (2016). Millennium development goals (MDGS) to sustainable development goals (SDGS): Addressing unfinished agenda and strengthening sustainable development and partnership. Indian journal of community medicine: official publication of Indian Association of Preventive & Social Medicine41(1), 1.

United Nations Sustainable Development – 17 Goals to Transform Our World             

 

Wednesday, January 19, 2022

Meet Our Scientists: Galileo Galilei

Halo semua, kali ini ada cerita yang sangat inspiratif dari sang ilmuwan kita.

Hmm siapa ya kira-kira ...

Beliau adalah seseorang yang memiliki kontribusi yang penting dalam bidang Fisika. Kisahnya menarik, beliau pernah dihukum karena percaya bahwa matahari pusat tata surya.

Penasaran kan?

Yuk simak dengan santai. It’s time for meet our scientists.

Galileo Galilei. Foto: istockphoto.com

Tentu saja, sebagian dari kita sudah tidak asing lagi dengan seorang ilmuwan pada gambar di atas. Ya, benar. Beliau adalah Galileo Galilei. Berbicara tentang Galileo, beliau lahir di Pissa Toscana Italia, 15 Februari 1564. Sebagai seorang anak sulung dari ayahnya seorang ilmuwan dan musisi bernama Vincenzo Galileo dan ibunya bernama Guilia Ammannati, ia memiliki sejarah hidup yang sangat inspiratif.

Di usia 18 tahun, Galileo menempuh pendidikannya di Universitas Pisa di bidang kedokteran namun 3 tahun kemudian dia meninggalkan universitas tersebut sebelum memperoleh gelar karena ia kurang menyukai bidang tersebut. Hal itu bukan berarti Galileo menjadi berhenti belajar, sebaliknya dia berhasil membuktikan bahwa belajar dapat dilakukan di mana saja. Galileo tetap belajar matematika di Istana Tuscano dengan seorang guru bernama Ostillo Ricci. Tidak hanya itu, dia berhasil membuat karya pertamanya yaitu sebuah termometer sederhana yang dikembangkan dan digunakan oleh manusia hingga saat ini. Menarik bukan? Tidak hanya itu, ternyata Galileo berhasil menemukan, menciptakan, dan mengembangkan penemuan lain sekitar 5 tahun sekali.

Tahun 1591, ayah Galileo meninggal, ia pun harus memberikan dukungan finansial untuk keluarga dengan posisinya sebagai anak tertua. Tidak lama setelah itu, dia diangkat sebagai Profesor Matematika di Universitas Padua (University of Republic Venice) yang diberi tugas memberikan mata kuliah Eucludi’s geometry dan standar (geocentric) astronomi untuk mahasiswa kedokteran yang harus menggunakan perbintangan dalam praktek medis.

Galileo memulai hubungan dengan seorang pembanutnya bernama Maria Gamba dan dikaruniai 2 anak yaitu Livia dan Vicenzo. Saat Galileo berusia 73 tahun, beliau terkena infeksi mata yang menyebabkan matanya buta, namun hal tersebut tidak membuat Galileo berhenti mempelajari sekitar.

Penemuan apa sih yang paling terkenal dari Galileo?

Ya, benar, penemuannya di bidang astronomi. Sekitar di awal tahun 1600, teori perbintangan berada dalam situasi yang tak menentu. Terdapat selisih pendapat antara penganut teori Copernicus yaitu teori heliosentris dan penganut teori lama yaitu teori geosentris. Apa sih bedanya? Teori Heliosentris menyatakan bahwa matahari merupakan pusat dari sistem tata surya dan bumi bergerak mengelilingan dalam orbit berbentuk lingkaran sedangkan teori geosentris menyatakan bahwa semua objek dalam tata surya kita bergerak relatif terhadap bumi. Galileo adalah seseorang yang sependapat dengan teori Copernicus sehingga ikut membuktikan teori tersebut salah satunya melalui bukunya berjudul Dialog Astronomi yang membuat pembaca percaya bahwa matahari adalah pusat tata surya. Buku yang Galileo tulis mematahkan teori bahwa seluruh benda langit mengitari bumi.

Galileo melihat bahwa bulan itu tidak rata, penuh kawah, dan gunung-gunung. Benda-benda langit tak beraturan dan tidak rata. Beliau menulis bahwa Bima Sakti bukanlah semacam kabut melainkan terdiri dari sejumlah bintang-bintang besar seperti membaur satu sama lain. Saat membahas planet-planet, beliau menuliskan bahwa Saturnus seperti dilingkari gelang, Yupiter memiliki 4 buah bulan berputar-putar mengelilingi planet tersebut. Di sini, Galileo menyatakan bahwa benda-benda angkasa dapat berputar mengitari planet selain bumi dan dengan ini Galileo menyatakan bahwa bumi dan semua planet lain berputar mengelilingi matahari.

Lalu bagaimana kelanjutannya? Apakah dukungan Galileo terhadap teori Copernicus dapat diterima dengan baik oleh semua orang?

Sayangnya, hal terjadi sebaliknya. Galileo berhadapan dan mengalami perdebatan dengan kalangan gereja yang menentangnya. Tahun 1616, pihak Gereja menuduh teori “Matahari Sentris” sebagai ajaran sesat dan melarang Galileo memberi ceramah. 6 tahun selanjutnya Galileo menyusun karya ilmiahnya Dialog Tentang Dua Sistem Penting Dunia sebagai peragaan hebat hal-hal menyangkut dukungan terhadap teori Copernicus dan diterbitkan pada tahun 1632. Setelah itu, Galileo diharuskan pergi ke muka pengadilan agama di Roma karena melanggar larangan tahun 1616.

Banyak pembesar agama yang tidak senang dengan keputusan menghukum sarjana kenamaan sehingga Galileo hanya dijadikan sebagai tahanan rumah di villanya sendiri di Arcetri namun dia tidak boleh menerima tamu. Selain itu, Galileo harus mencabut kembali dukungannya terhadap teori Copernicus. Di usia 69 tahun Galileo melaksanakannya di depan pengadilan terbuka.

 

Kontribusi Galileo dalam Bidang Ilmu Pengetahuan

Galileo Galilei mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, terkhusus bidang fisika dan astronomi. Berbagai kontribusi dan penemuan Galileo diantaranya adalah:

1. Pembuktian Teori Copernican

Pada masa jauh sebelum Galileo, bumi dianggap sebagai pusat alam semesta dan benda-benda angkasa lain seperti planet dan matahari berputar mengelilingi bumi. Teori ini dikenal dengan Teori Geosentris yang dicetuskan oleh Aristoteles dan Ptolemeus. Teori ini dianggap valid, sampai pada kedatangan Copernicus, Galileo, Kepler, dan Brah.

Menurut pandangan Copernicus, bukan bumi lah yang menjadi pusat alam semesta. Bumi dan planet-planet lainnya mengelilingi matahari, yang dikenal dengan Teori Heliosentris. Teori ini dikuatkan oleh pengamatan terhadap bulan, Jupiter, Venus, dan Matahari yang dilakukan oleh Galileo menggunakan teleskop pembaruannya sehingga dapat menjelaskan letak bumi dalam tata surya. Akhirnya teori heliosentris dianggap lebih valid dan dipelajari sampai sekarang di sekolah-sekolah.


2. Pembaruan Teleskop

Pada 1609, semasa percutian di Venice, Galileo Galilei mengetahui bahwa pembuat cermin mata Belanda telah menciptakan cermin mata (yang kemudian berganti nama menjadi teleskop), sebuah penemuan yang dapat membuat objek yang jauh terlihat lebih dekat.

Sebagai seorang saintis yang kompetitif, Galileo berupaya untuk membuat teleskop ciptaannya sendiri. Teleskop ciptaan Galileo ini dapat memperbesar pengamatan sembilan kali.

Awalnya, Galileo membuat teleskop dengat tujuan digunakan dalam bidang militer. Tetapi setelah mengamati langit dengan teleskopnya, ia menyadari bahwa lebih banyak hal besar yang dapat ditemukan khususnya bidang astronomi. Dengan pemikiran tersebut, Galileo menjadi sosok pelopor astronoomi teleskopik.

 

3. Termometer Galileo

Pada tahun 1593, Galileo Galilei menemukan apa yang sekarang dikenal sebagai termometer Galileo. Sebenarnya, mekanisme ini adalah termoskop. Termos berbeda dari termometer karena mereka tidak memiliki skala. Termoskop tersebut berupa tabung kaca tertutup berisi cairan bening yang didalamnya terdapat lima bola kaca yang mengambang dengan warna larutan masing-masing bola kaca berbeda. Bola kaca tersebut tersemat cakram logam sebagai tanda untuk temperatur.  Termometer Galileo bekerja berdasarkan prinsip gaya apung yang menentukan apakah benda mengapung atau tenggelam. Saat suhu berubah, bola kaca akan tenggelam ke dasar (suhu naik), atau mengapung ke atas (suhu turun). Pada suhu yang lebih tinggi (lebih besar dari 26$^o$) semua bola akan tenggelam ke dasar tabung dan jika suhu turun di bawah 18$^o$ maka semua bola kaca akan melayang di bagian atas tabung, sehingga thermometer hanya dapat digunakan di dalam ruangan. Namun, seiring dengan perkembangan waktu thermometer Galileo ini tidak sepenuhnya benar. ‘Termometer’ Galileo justru membuktikan pandangan Archimedes mengenai gaya apung. Beliau menyatakan bahwa perbedaan massa jenis benda dan mediumlah yang menentukan apakah suatu benda akan mengapung atau tidak.


4. Kompas

Galilean Compass. Foto: Google Art & Cultur

Instrumen ilmiah komersial pertama Galileo adalah kompas geometris dan militer, yang dirancang pada 1597. Para pedagang menggunakannya untuk menghitung nilai tukar moneter. Pembuat kapal menggunakan perangkat ini saat menguji desain lambung dalam model skala. Selain itu, digunakan oleh tentara untuk menentukan pemuatan meriam. Kemudian Galileo memodifikasi kompas agar dapat digunakan untuk mengukur suatu wilayah.        

     

5. Isokronisme Bandul

Bermula dari kebosanannya mendengarkan misa yang diselenggarakan di katedral Pisa, Galileo akhirnya mencari-cari sesuatu yang dapat menarik perhatiannya dan ia mengamati lonceng katedral yang berayun dengan pelan ke kanan dan ke kiri akibat angin. Dia kemudian melakukan percobaan terhadap benda-benda tertentu dan mendapati bahwa benda-benda tersebut juga mengalami hal yang sama. Hal ini lah yang mengingatkan ia pada prinsip pendulum.

Dari penemuan tersebut Galileo mendapati bahwa periode pendulum kira-kira tidak bergantung pada amplituo atau lebar ayunan. Dia juga menemukan bahwa periode tidak bergantu massa benda, dan sebanding dengan kuadrat dari panjang bandul.

 

Akhir Hidup Galileo

Heliosentris merupakan paham yang mempercayai bahwa pusat alam semesta adalah matahari. Teori ini dipercayai oleh Copernicus dan Galileo. Namun, hal ini bertentangan dengan ajaran gereja katolik pada saat itu yang berkiblat pada teori yang dicetuskan oleh Aristoteles dan menjadi boomerang bagi para ilmuwan yang mempercayainya.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan tentang benda langit, Galileo mempercayai bahwa matarahi sebagai pusat tata surya dan bumi serta planet-planet bergerak mengelilinginya.   Pada saat itu, Galileo dipanggil ke Roma dan harus melalui proses inkuisisi yang berlangsung dari September 1632 hingga Juli 1633. Pihak gereja meminta Galileo untuk berpikir ulang atas apa yang dipercayainya akan kebenaran teori heliosentris. Tetapi, Galileo tetap mempertahankan kebenaran teori tersebut yang menyebabkan Galileo dilarang untuk mencetak karyanya di luar Italia. Namun, ia mengabaikan aturan tersebut. Pada 1634, terjemahan Bahasa Perancis dari studinya diterbitkan. Kemudian, salinan dialognya juga diterbitkan di Belanda. Karena melanggar aturan, Galileo dijatuhi hukuman penjara dan menjalani status tahanan rumah seumur hidup. Saat menjadi tahanan rumah, ia menulis Discourses Concerning Two New Sciences yang diterbitkan di Belanda pada tahun 1638. Pada saat itu, Galileo sudah dalam kondisi buta kemudian dia meninggal dunia setelah mengalami demam dan masalah jantung pada 8 Januari 1642 di Arcetri dekat Florence Italia.

 

“Dalam sains, otoritas ribuan pendapat tidak sebanding dengan satu percikan kecil akal sehat dalam diri seseorang.
- Galileo Galilei


Referensi:

Bennet, Matius; dkk. (2002). "Jam Huygens" (PDF). Institut Teknologi Georgia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 10 April 2008. Diakses 4 Desember 2007., hal. 3, juga diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society of London, A 458, 563–579

Chin, L.J. 1979. Seri Tokoh Dunia Galileo Galilei. Terjemahan oleh Klara Siauw. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

"Jam Huygens". Cerita. Museum Sains, London, Inggris. Diakses 14 November 2007.

"Jam Pendulum". Proyek Galileo. Beras Univ. Diakses 3 December 2007.

"Jam pendulum yang dirancang oleh Galileo, Item # 1883-29". Pengukuran Waktu. Museum Sains, London, Inggris. Diakses 14 November 2007.

Motz, Lloyd. 1989. The Story of Physics. US: Springer.

Sudarmanto, Agus. 2016. Asal-Usul Perkembangan Fisika yang Tercatat Sejarah. Diakses 9 Maret 2021 dari http://fst.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/ASAL-USUL-PERKEMBANGAN-FISIKA-YANG-TERCATAT-SEJARAH.pdf

Zahra, Yulia. 2020. Antara Otoritas Agama dan Kebebasan Berpikir Galileo Galilei. Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan volume 4 nomor 4.

Kamaliah, Aisyah. (2020). Kisah Galileo Dihukum Karena Percaya Matahari Pusat Tata Surya., diakses 18 Januari 2022 dari https://inet.detik.com/science/d-4914655/kisah-galileo-dihukum karena-percaya-matahari-pusat-tata-surya/2

http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/02/galileo-galilei_14.html?m=1