Showing posts with label Science. Show all posts
Showing posts with label Science. Show all posts

Sunday, February 6, 2022

Materi Fisika SMA Kelas 10: Hakikat Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja di Laboratorium (Bagian 2)

 

Hallo fellas, siapa yang sudah tidak sabar menanti lanjutan materi sebelumnya? Yuk langsung simak saja uraian berikut.



Metode Ilmiah

            Metode ilmiah merupakan proses memperoleh hukum Fisika yang dilahirkan dari hasil pemikiran ilmuwan melalui pengamatan dan penelitian yang menjadi dasar beberapa eksperimen yang dilakukan.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu dan dikatakan ilmiah adalah sebagai berikut.

  1. Objektif
  2. Metodik
  3. Sistematik
  4. Berlaku umum

Langkah-langkah metode ilmiah:

  1. Observasi (melakukan pengamatan) bertujuan untuk menemukan masalah melalui pengamatan kuantitatif atau kualitatif.
  2. Merumuskan masalah. Masalah adalah pertanyaan ilmiah yang harus dibatasi permasalahannya agar tidak meluas, memilih permasalahan yang paling penting, dan dapat diselesaikan melaui eksperimen.
  3. Mengumpulkan data atau informasi yang dapat berupa informasi atau data yang diperoleh melalui literatur, buku, internet dan lainnya.
  4. Membuat hipotesis (dugaan sementara). Ini adalah hal yang penting dilakukan sebelum memulai eksperimen dan biasanya kita dapat menggunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar membuat hipotesis.
  5. Eksperimen (melakukan percobaan) dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis. Ada tiga variabel yang perlu diperhatikan saat melakukan percobaan di antaranya variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
  6. Menganalisis data. Data dapat disajikan dalam grafik atau pun analitik disesuaikan dengan data yang diperoleh.
  7. Menarik kesimpulan untuk melakukan penilaian mengenai hipotesis yang dibuat dapat diterima atau ditolak.


Keselamatan kerja

Saat melakukan eksperimen di laboratorium, kita harus mengikuti prosedur-prosedur keselamatan kerja yang ada. Aturan keselamatan kerja yang penting adalah mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru atau pun yang tercantum di sana. Berikut ini beberapa petunjuk atau aturan keselamatan umum yang harus diikuti agar eksperimen yang dilakukan di laboratorium dapat berjalan aman.

  1. Baca beberapa kali semua petunjuk untuk melakukan eksperimen.
  2. Jangan pernah melakukan kegiatan yang tidak diizinkan oleh guru.
  3. Jangan pernah menggunakan peralatan tanpa izin.
  4. Selalu hati-hati saat menggunakan bahan-bahan di laboratorium dan tanyakan terlebih dahulu kepada guru cara penggunaannya apabila tidak mengerti.
  5. Jangan melakukan aktivitas makan di dalam laboratorium.
  6. Cuci tangan sebelum dan sesudah eksperimen.
  7. Setelah selesai eksperimen, bersihkan daerah kerja dan simpan alat dan bahan yang digunakan ke tempat semula.
  8. Padamkan semua pembakar sebelum meninggalkan laboratorium. Pastikan saluran gas ke pembakar sudah terputus.

Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Kebakaran yang diakibatkan dari bahan-bahan kimia yang mudah terbakar.
  2. Ledakan karena adanya reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif.
  3. Keracunan bahan kimia yang berbahaya.
  4. Iritasi, yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.
  5. Luka pada kulit atau mata, misalnya akibat pecahan kaca, logam, kayu dan lain-lain.
  6. Sengatan listrik.

Pencegahan kecelakaan di laboratorium

Pencegahan kecelakaan di laboratorium paling baik adalah bersikap dan bertindak hati-hati, bekerja dengan teliti dan tidak ceroboh, serta menaati segala aturan dan tata tertib yang berlaku. Usaha pencegahan kemungkinan timbulnya kecelakaan adalah sebagai berikut:

  1. Alat dan bahan disimpan di tempat yang mudah dicapai serta disesuaikan dengan karakteristik alat dan bahan. Misalnya bahan yang mudah terbakar disimpan di tempat khusus, tidak berdekatan dengan nyala api. Sedangkan bahan yang tergolong racun atau berbahaya disimpan di tempat terkunci dan aman.
  2. Tidak mengunci pintu pada waktu laboratorium sedang digunakan.
  3. Siswa memasuki laboratorium harus dengan pengawasan guru atau laboran.
  4. Tidak diperkenankan pengadaan jaringan listrik tambahan kecuali dilakukan oleh instalator listrik dengan izin dari PLN.

 

"If we knew what it was were doing, it would not be called research."

-Albert Einstein


Sebelumnya (bagian 1) << Materi Fisika SMA: Hakikat Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja di Laboratorium (Bagian 1)


Sumber referensi:

Modul Fisika Kelas X KD 3.1 (kemdikbud.go.id)

"FISIKA ITU MUDAH" BELAJAR SOAL & PENYELESAIAN FISIKA: HAKEKAT FISIKA DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM (fisikaman2probolinggo.blogspot.com)

Thursday, February 3, 2022

Materi Fisika SMA Kelas 10: Hakikat Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja di Laboratorium (Bagian 1)

 Hallo fellas, pada kesempatan kali ini kita akan membahas materi fisika SMA yaitu Hakikat Fisika, Metode Imiah, dan Keselamatan Kerja di Laboratorium. Maka dari itu, siapkan fokusmu and here we go!

Apa itu Fisika?

Hayo ngaku, bagaimana tanggapan temen-temen pertama kali saat mendengar kata “FISIKA”? Rumit? Memusingkan? Atau justru seru dan merasa tertantang?

Secara etimologi, fisika berasal dari Bahasa Yunani “fysikos” atau “fysis” yang berarti alam. Dalam Bahasa Inggris penulisannya menjadi “physics”. Secara etimologi, fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam secara keseluruhan.

Fisika mempelajari berbagai fenomena, baik yang bersifat makroskopik dalam skala besar seperti planet dan sistem tata surya maupun mikroskopik dalam skala yang sangat kecil seperti inti atom, berkaitan dengan materi dan energi serta interaksi keduanya. Fisika menjadi dasar dari ilmu-ilmu lain. Pengembangan fisika dengan keilmuan lain membentuk disiplin ilmu baru, seperti geofisika yang merupakan pengembangan dari fisika dan geologi, fisika medis yang merupakan pengembangan dari fisika dan medis, dan astrofisika yang merupakan pengembangan ilmu fisika dan astronomi.

Hakikat fisika menurut para ilmuwan yaitu sebagai berikut:

1. Fisika sebagai Produk Ilmiah: Sebagai kumpulan pengetahuan (a body knowledge).

Manusia senantiasa berinteraksi secara alami dengan alam di sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Interaksi-interaksi yang terjadi akan memberikan pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan baru yang bermanfaat. Oleh para ilmuwan, pengetahuan-pengetahuan tersebut dikumpulkan, didata, dan disusun sehingga diperoleh suatu ilmu pengetahuan yang terdiri atas kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, model, dan formula.

2. Fisika sebagai Sikap Ilmiah: Cara atau jalan berpikir (a way of thinking).

Fisika sebagai sikap ilmiah berkaitan dengan cara berpikir seorang ilmuwan dalam melakukan proses sains untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.

3. Fisika sebagai Proses Ilmiah: Cara untuk menyelidiki segala sesuatu (a way of investigating).

Fisika sebagai proses ilmiah berkaitan dengan cara kerja para ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan yang menyusun fisika. Dalam hal ini pengetahuan-pengetahuan tersebut diperoleh melalui suatu cara penyelidikan terhadap suatu fenomena, yang dikenal sebagai proses. Adapun proses sains yang dimaksud adalah mengamati (observasi), menggolongkan (klasifikasi), melakukan pengukuran, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, merencanakan dan melakukan penyelidikan, menginterpretasikan data, dan mengkomunikasikan.

Cabang-Cabang Ilmu Fisika

Cabang ilmu fisika sebanarnya sangat banyak, tetapi secara umum fisika terdiri atas fisika klasik dan fisika modern. Fisika klasik adalah cabang ilmu fisika yang lahir dan berkembang sebelum abad ke-20. Sementara fisika modern adalah cabang ilmu fisika yang lahir dan berkembang setelah abad ke-20.

Contoh cabang ilmu fisika klasik:

- Mekanika, cabang fisika tentang gerak benda atau sistem

- Akustika, cabang fisika tentang sumber dan karakteristik gelombang bunyi

- Termodinamika, cabang fisika tentang kalor dan bentuk-bentuk energi lainnya serta perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lain

- Listrik Magnet, cabang fisika tentang kelistrikan dan kemagnetan

- Optika, cabang fisika tentang karakteristik dan perilaku cahaya

Contoh cabang ilmu fisika modern

- Fisika Kuantum, cabang fisika tentang materi dan radiasi elektromagnetik serta interaksi diantara keduanya berdasarkan teori kuantum

- Fisika Zat Padat, cabang fisika tentang sifat-sifat fisis zat padat

- Fisika Inti, cabang fisika tentang struktur, sifat, dan reaksi inti atom (nuklir) beserta penerapannya.

Luasnya cakupan atau ruang lingkup fisika juga berkontribusi pada lahirnya ilmu pengetahuan baru yang merupakan gabungan ilmu fisika dengan disiplin ilmu lainnya, diantaranya:

- Astrofisika, yaitu ilmu tentang sifat-sifat dan interaksi-interaksi benda-benda langit yang terdapat dalam ilmu astronomi

- Biofisika, yaitu ilmu tentang interaksi-interaksi fisis pada proses-proses biologi

- Fisika kimia, yaitu ilmu tentang hubunganhubungan fisis yang terdapat dalam ilmu kimia

- Ekonofisika, yaitu ilmu tentang proses dan hubungan-hubungan fisis dalam ilmu ekonomi

- Geofisika, yaitu ilmu tentang hubungan fisis yang terdapat di planet bumi

- Fisika medis, yaitu ilmu tentang penerapan fisika dalam bidang kedokteran (medis) seperti pencegahan, diagnosi, dan pengobatan penyakit.


"Look deep into nature, and then you will understand everything better"
- Albert Einstein

 (Lanjut bagian ke-2) >> Materi Fisika SMA: Hakikat FIsika, Metode Ilmiah, dan Keselamataan Kerja di Laboratorium (bagian 2)


Sumber referensi:

Arkadie, Aan. (2016). Strategi+ Fisika SMA Kelas X.

https://www.fisika.co.id/2019/12/pengertian-fisika-apa-itu-fisika.html

Novidawati, Wida. (2019). E-Modul: Hakikat Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan
     Kerja di Laboratorium.

Monday, January 31, 2022

Science: Mengapa Pluto bukan lagi sebuah Planet?

Hallo fellas, pernah mendengar kata “Pluto”? Pasti sudah tidak asing lagi kan? Yap, kata tersebut identik dengan salah satu planet, atau lebih tepatnya “yang dulunya planet” yang ada di tata surya. Eh kenapa “yang dulunya planet”? Memangnya sekarang sudah bukan jadi planet lagi ya? Hmm penasaran kenapa demikian? Mari simak penjelasannya!

Planet
Sebelum membahas “status keplanetan” Pluto, alangkah lebih baiknya apabila kita pahami terlebih dahulu apa itu planet. Planet merupakan salah satu objek yang ada di luar angkasa. Dilansir dari situs NASA, menurut International Astronomical Union pada 2006, sebuah objek di luar angkasa dapat dikatakan planet apabila memiliki tiga kriteria, yaitu:
1. Objek tersebut harus mengorbit sebuah bintang
2. Ukurannya harus cukup besar untuk menimbulkan gravitasi yang menyebabkan bentuknya menjadi hampir menyerupai bola
3. Objek harus cukup besar sehingga gravitasinya membersihkan objek lain dengan ukuran yang sama di dekat orbitnya di sekitar Matahari.

Penemuan Pluto

Tahun 1840, Urbain Le Verrier memperkirakan posisi planet Neptunus yang saat itu belum ditemukan menggunakan mekanika Newton. Tahun 1906, para astronom meyakini bahwa Uranus (planet ketujuh) merupakan planet terluar di tata surya. Namun terdapat gangguan orbit pada Uranus yakni terdapat objek lain yang gravitasinya mengganggu orbit Uranus, yang dinamakan Neptunus (planet ke delapan) yang berada diluar Uranus.

Pengamatan selanjutnya menemukan bahwa gangguan orbit bukan hanya oleh Neptunus namun dipengaruhi oleh planet lain yang berada diluar orbit Neptunus, sebut saja planet X.

Keberadaan planet X belum ditemukan saat itu. Seorang pengusaha kaya Amerika, Percival Lowell yang memiliki ketertarikan dalam astronomi mendirikan Observatorium Lowell untuk mencari planet tersebut. Namun ia harus tutup usia sebelum menemukannya.

Berpindah menuju kisah Clyde Tombaugh yang memiliki keahlian mengamati langit dengan teleskop buatannya. Tombaugh pernah mengirimkan gambar planet Mars dan Jupiter hasil pengamatannya ke Observatorium Lowell untuk meminta saran terhadap pengamatannya, namun mengejutkannya bahwa ia mendapatkan tawaran sebagai pengamat di sana dan menerimanya dari tahun 1929 hingga 1945 pada saat ia berusia 25 tahun.

Mengenai pengamatan planet X yang sempat terhenti, maka Tombaugh direkrut untuk melanjutkan pencariannya. Ia membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk menemukannya dengan menggunakan teleskop yang kurang mumpuni di Observatorium Lowell.

Pada 18 Februari 1930, Tombaugh mulai membandingkan gambar-gambar hasil pengamatannya dari langit yang sama selama enam hari terpisah. Menggunakan pembanding kedip, Tombaugh memindahkan setiap lempeng foto untuk menciptakan ilusi gerak objek yang berpindah posisi atau berubah bentuk. Tombaugh menemukan adanya objek yang bergerak relatif terhadap bintang-bintang latar belakang yang jauh berukuran kecil, redup dan terletak sangat jauh di tepian tata surya. Objek tersebut kita kenal dengan nama Pluto. 

Nama Pluto diambil dari dewa dunia bawah yang diusulkan oleh Venetia Burney, seorang pelajar berusia 11 tahun berasal dari Oxford, Inggris. Nama tersebut diusulkan saat ia sedang bercakap dengan kakeknya, Falconer Madan. Kakeknya meneruskan usulan nama tersebut ke dosen astronomi, Herbert Hall Turner, lalu Turner menyampaikannya ke rekan-rekan di Amerika Serikat. Terdapat tiga usulan nama yang ada, yaitu Minerva, Cronus, dan Pluto. Namun Pluto mendapat suara bulat dan diumumkan tanggal 1 Mei 1930.


Pluto bukan lagi Planet

Konteks Pluto bukan lagi sebagai planet di sini bukan berarti bahwa Pluto berubah wujud menjadi black hole atau bintang, ya.

Pada awal penemuannya, Pluto diakui sebagai planet ke-9 di tata surya. Tetapi, ukuran dari Pluto jauh lebih kecil dibandingkan dengan Merkurius. Bahkan, lebih kecil dari beberapa satelit planet lain. Pengakuan Pluto sebagai planet ke-9 ini bertahan cukup lama, sampai akhirnya pada tahun 1990-an pandangan terhadap Pluto mulai berubah seiring dengan kemajuan teknologi.

Perkembangan teleskop sangat mempengaruhi terhadap wawasan ilmu pengetahuan, khusunya bidang astronomi. Teleskop yang semakin canggih membuat pengamatan terhadap benda-benda langit menjadi lebih baik. Hasilnya, pada awal 1990-an ditemukan banyak benda-benda icy yang mengorbit matahari, di daerah yang disebut Sabuk Kuiper. Sabuk Kuiper ini berada di luar dari orbit Neptunus. Objek-objek yang berada di daerah sabuk ini disebut sebagai Kuiper Belt Object (KBO) atau trans-neptunian. Semenjak saat itu, Pluto yang awalnya diakui sebagai planet menjadi lebih mengarah kepada salah satu dari KBO.

Sampai pada tahun 2006, The International Astronomical Union (IAU) menetapkan kategori baru pada pengklasifikasian objek luar angkasa, yakni planet kerdil atau dwarf planet. Eris, Ceres, Pluto, dan dua penemuan KBO terbaru yakni Haumea dan Makemake adalah planet-planet kerdil berdasarkan pengklasifikasian IAU. Apa alasan yang melandasi Pluto diklasifikasikan sebagai planet kerdil? Salah satunya adalah karena gravitasi dari Pluto tidak cukup besar untuk “membersihkan” objek lain di sekitar orbitnya, karena seperti yang dibahas di atas bahwa untuk disebut sebagai planet, sebuah objek luar angkasa harus memenuhi tiga kriteria, dan Pluto tidak memenuhi kriteria nomor tiga.

Nah, sudah jelas kan kenapa sekarang Pluto statusnya buka lagi sebagai planet? Semoga informasi ini menambah wawasan temen-temen dan dapat bermanfaat.

 

"Obat untuk argumen yang keliru adalah argumen yang lebih baik, bukan penindasan ide."

- Carl Sagan

 

Sumber referensi:

https://solarsystem.nasa.gov/planets/in-depth/

https://solarsystem.nasa.gov/planets/dwarf-planets/pluto/in-depth/#otp_introduction

Sejarah Penemuan Pluto, dari Planet Jadi Planet Kerdil - Info Astronomy


Sunday, January 16, 2022

Science: Apakah itu Sains?

Pernahkah kamu mendengar istilah Sains? Apakah kamu merasa bahwa sains berperan dalam kehidupan yang sedang kamu jalani? Apakah sebenarnya sains itu? Tentu saja kamu pasti sedang mencoba menjawab di benakmu sendiri.

Untuk kamu yang masih bingung, yuk simak bahasan berikut ini!

Sains berasal dari bahasa Latin yaitu Scientia artinya pengetahuan atau mengetahui. Seperti yang diketahui bahwa sains memiliki arti yang sangat luas. Secara umum, definisi sains adalah segala sistem yang melibatkan pengejaran pengetahuan yang mencakup kebenaran berkaitan dengan dunia fisik dan fenomenanya.

Saat kamu mendengar kata sains, tidak jarang terlintas di benakmu sains hanya mengenai ilmu pengetahuan alam saja. Namun, pada kenyataannya sains terbagi menjadi dua yaitu natural science (ilmu pengetahuan alam) dan social science (ilmu pengetahuan sosial).

Natural science (ilmu pengetahuan alam) membahas tentang gejala-gejala alam dengan segala keteraturannya yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan manusia. Sedangkan social science membahas tentang aspek-aspek yang memiliki hubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.

Namun pembahasan kali ini hanya berfokus kepada ilmu pengetahuan alam (natural science) saja.

Hakekat dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau sains adalah sebagai produk (a body of knowledge), sebagai sikap (a way of thinking), dan sebagai proses (a way of investigating). (Sutrisno, 2006:2).

Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, manusia harus berinteraksi dengan alam. Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia sehingga mereka mampu mengamati banyak hal yang berhubungan dengan alam. Kondisi ini membuat manusia memiliki wawasan yang lebih luas serta mengubah pola pikir dan perilakunya. Hasil penyelidikan kreatif yang ditemukan ilmuwan mampu menciptakan penemuan baru.

Apabila penemuan-penemuan ilmuwan dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan maka hal ini dapat membentuk sebuah produk atau a body of knowledge. Kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model. (Sutrisno, 2006:3).

Peristiwa yang terjadi di alam tanpa dimanipulasi akan membentuk sebuah fakta. Konsep merupakan abstraksi dari sebuah kejadian, fenomena, maupun fakta. Konsep-konsep yang berhubungan akan menghasilkan sebuah prinsip dan hukum. Prinsip dan hukum hanya menjelaskan tentang kejadian-kejadian alam yang ada dan tidak mengatur kejadian tersebut berlangsung.

Prinsip dan hukum ditulis secara sistematis dalam bentuk rumus. Rumus menyatakan pernyataan umum dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Teori merupakan pendapat yang berdasarkan penelitian dan penemuan. Teori bukan sebuah hukum atau fakta karena teori dapat dibantah sampai terbukti tidak benar dan diperbaiki dengan teori selanjutnya.

Sesuatu yang tidak dapat dilihat dapat digambarkan menggunakan model untuk memudahkan dalam memahami teori. Misalnya, atom Thomson yang dimodelkan dengan sebuah roti kismis. Bagian roti adalah model atomnya, sedangkan bagian kismis adalah elektron yang menyebar di sekitar atom.

Mempelajari sains tidak akan sempurna apabila salah satu pengetahuannya tidak dipelajari. Misalnya, pada konsep-konsep fisika tidak akan dapat diaplikasikan dalam teknologi apabila secara teoritis tidak diperhitungkan dengan baik.

Tidak hanya sebagai ilmu pengetahuan, sains juga dapat diartikan sebagai proses bagaimana informasi ilmiah dapat diperoleh, diuji, dan divalidasi. Adapun metoda yang dilakukan untuk memperoleh informasi tersebut berbeda-beda, secara umum dengan mengidentifikasi sebuah kejadian alam, kemudian membuat dugaan sementara berdasarkan teori-teori yang mendukung. Setelah itu, menyiapkan dan melakukan eksperimen untuk membuktikan benar atau tidaknya dugaan sementara, lalu menganalisis data yang diperoleh, serta membuat kesimpulan berdasarkan eksperimen yang dilakukan.

Selain menjadi ilmu pengetahuan, sains disebut juga sebagai proses penyusunan pengetahuan yang diawali dengan menciptakan ide kreativitas melalui pengamatan yang dilakukan melalui sikap dan tindakan sehingga dapat melakukan suatu kegiatan ilmiah. (Sutrisno, 2006:9).

 

Sains - atau produk ilmu pengetahuan seperti teknologi - hanyalah salah satu cara untuk mencapai sesuatu yang nyata, sesuatu yang terjadi, sesuatu yang berhasil. -Richard Dawkins

 

Referensi:

Myori, Hana. (2021). Pengertian Sains: Definisi, Tujuan, Ciri-Ciri, Batasan dan Hakikat, diakses 16 Januari 2022 dari Pengertian Sains : Definisi, Tujuan, Ciri-ciri, Batasan dan Hakikat - Adam Muiz

Sutrisno. (2006). Fisika dan Pembelajarannya, diakses 16 Januari 2022 dari http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195801071986031-SUTRISNO/Pelatihan/LS/FISIKA_DAN_PEMBELAJARANNYA.pdf