Hallo fellas, siapa yang sudah tidak sabar menanti lanjutan materi sebelumnya? Yuk langsung simak saja uraian berikut.
Metode Ilmiah
Metode
ilmiah merupakan proses memperoleh hukum Fisika yang dilahirkan dari hasil
pemikiran ilmuwan melalui pengamatan dan penelitian yang menjadi dasar beberapa
eksperimen yang dilakukan.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu dan dikatakan ilmiah adalah sebagai berikut.
- Objektif
- Metodik
- Sistematik
- Berlaku umum
Langkah-langkah metode ilmiah:
- Observasi (melakukan pengamatan) bertujuan untuk menemukan masalah melalui pengamatan kuantitatif atau kualitatif.
- Merumuskan masalah. Masalah adalah pertanyaan ilmiah yang harus dibatasi permasalahannya agar tidak meluas, memilih permasalahan yang paling penting, dan dapat diselesaikan melaui eksperimen.
- Mengumpulkan data atau informasi yang dapat berupa informasi atau data yang diperoleh melalui literatur, buku, internet dan lainnya.
- Membuat hipotesis (dugaan sementara). Ini adalah hal yang penting dilakukan sebelum memulai eksperimen dan biasanya kita dapat menggunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar membuat hipotesis.
- Eksperimen (melakukan percobaan) dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis. Ada tiga variabel yang perlu diperhatikan saat melakukan percobaan di antaranya variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
- Menganalisis data. Data dapat disajikan dalam grafik atau pun analitik disesuaikan dengan data yang diperoleh.
- Menarik kesimpulan untuk melakukan penilaian mengenai hipotesis yang dibuat dapat diterima atau ditolak.
Keselamatan kerja
Saat melakukan eksperimen di laboratorium, kita harus mengikuti prosedur-prosedur keselamatan kerja yang ada. Aturan keselamatan kerja yang penting adalah mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru atau pun yang tercantum di sana. Berikut ini beberapa petunjuk atau aturan keselamatan umum yang harus diikuti agar eksperimen yang dilakukan di laboratorium dapat berjalan aman.
- Baca beberapa kali semua petunjuk untuk melakukan eksperimen.
- Jangan
pernah melakukan kegiatan yang tidak diizinkan oleh guru.
- Jangan
pernah menggunakan peralatan tanpa izin.
- Selalu
hati-hati saat menggunakan bahan-bahan di laboratorium dan tanyakan terlebih
dahulu kepada guru cara penggunaannya apabila tidak mengerti.
- Jangan
melakukan aktivitas makan di dalam laboratorium.
- Cuci
tangan sebelum dan sesudah eksperimen.
- Setelah
selesai eksperimen, bersihkan daerah kerja dan simpan alat dan bahan yang
digunakan ke tempat semula.
- Padamkan
semua pembakar sebelum meninggalkan laboratorium. Pastikan saluran gas ke pembakar
sudah terputus.
Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium di antaranya adalah
sebagai berikut.
- Kebakaran
yang diakibatkan dari bahan-bahan kimia yang mudah terbakar.
- Ledakan
karena adanya reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif.
- Keracunan
bahan kimia yang berbahaya.
- Iritasi,
yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata sebagai
kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.
- Luka
pada kulit atau mata, misalnya akibat pecahan kaca, logam, kayu dan lain-lain.
- Sengatan
listrik.
Pencegahan kecelakaan di laboratorium
Pencegahan kecelakaan di laboratorium paling baik adalah
bersikap dan bertindak hati-hati, bekerja dengan teliti dan tidak ceroboh,
serta menaati segala aturan dan tata tertib yang berlaku. Usaha pencegahan
kemungkinan timbulnya kecelakaan adalah sebagai berikut:
- Alat
dan bahan disimpan di tempat yang mudah dicapai serta disesuaikan dengan karakteristik
alat dan bahan. Misalnya bahan yang mudah terbakar disimpan di tempat khusus,
tidak berdekatan dengan nyala api. Sedangkan bahan yang tergolong racun atau
berbahaya disimpan di tempat terkunci dan aman.
- Tidak
mengunci pintu pada waktu laboratorium sedang digunakan.
- Siswa memasuki laboratorium harus dengan pengawasan guru atau laboran.
- Tidak diperkenankan pengadaan jaringan listrik tambahan kecuali dilakukan oleh instalator listrik dengan izin dari PLN.
Sebelumnya (bagian 1) << Materi Fisika SMA: Hakikat Fisika, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja di Laboratorium (Bagian 1)
Sumber referensi: